Today :

Not found what you looking for?:

MAAFKAN AKU DINA

mama aku sayang sama mama. . . aku gak mau nyakitin perasaan mama tapi aku tak tau kemana lagi aku harus melangkahkan kakiku ini. . . bukannya aku tak sayang lagi sama mama tapi aku berharap mama tabah menerima kenyataan pahit dan sangat memilukan ini. . . dalam hati yang paling dalam aku menangis ketika harus menerima kenyataan pahit ini. . . . kenyataan yang amat sangat menyakiti perasaan mama . . . . ketika aku harus tinggalin dunia ini aku tak ingin mama menitikkan air mata kesedihan. ma, mimpi mimpi kita akan selalu aku simpan dalam hatiku. . . ketika mama bertanya aku ada dimana esok mungkin aku hanya mampu terdiam tuk selamanya. . bukan karena aku tak mau menjawabnya tapi karena aku tak mau mama menangis.esok ato mungkin lusa aku tak tau harus bagai mana merahasiakan semua ini. . . kesehatanku ini semakin memburuk ma?walaupun aku tak pernah jujur mengatakan semua ini tapi aku harap mama bisa kuat tuk bisa menerima kenyataan pahit ini. . . . mama tegar ya seandainya aku pergi?

Air Mata Kematian

"Kasihku Penyejuk Hatiku"


Pagi ini, dia telah pergi dengan kebencianya
Air mataku mengalir hingga basahi kedua pipiku
Takan ku larang lagi dia
Takan ku pedulikan lagi dia
Cukup sudah penderitaan ini untuknya
Aku akan berjalan sendiri
Mengarungi beban hidup yang sungguh berat di hati
Mereka bukan siapa siapa untukku
Aku ada di antara cinta itu
Cinta yang akan menyakitkan dirinya
setelah semalam lepas dari ucapanya
ku mengerti bahwa diri ini tak pantas lagi untuknya
Ku telah menyakiti hatinya
Walau ku cinta dia
Tapi diri, jiwa, ego ini tak pantas untuknya
Dan bebankulah ternyata yang paling berat


Sungguh tak kubayangkan jika semua terjadi
Keinginanku yang terakhir kali dalam hidup
Aku ingin jiwa ini berguna untuk yang membutuhkanya
Dan bahagialah diriku jika semua ada

selamat jalan

saat kau datang padaku kulihat ribuan luka di wajahmu
tersirat kepedihan dari dua bola mata yang menatap sendu
tangismu pun membuncah mengalir deras
bagai hujan yang tertumpah meluluhkan keangkuhan hati
yang seolah tak kan pernah goyah hentikan tangis itu
biarlah ia terbang bersama angin lalu
seiring kisahmu yang kau ceritakan kepadaku
kini gelapnya malam mulai pecah
cahaya pagi pun mulai merekah menyinari wajahmu
yang terlihat cerah kakimu pun siap melangkah
meniti hari baru penuh harap dan gairah pergilah
songsonglah jutaan mimpi dan cita yang kau hikayatkan semalam
moga kebahagiaan mengiringi setiap langkah yang kau arahkan
selamat jalan

Salam perpisahan

Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan

Sobat, dalam hatiku ini
Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku, janganlah kau biarkan
Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan

UNINTENDED dedicated to my love (DINA)

You could be my unintended
Choice to live my life extended
You could be the one I'll always love
You could be the one who listens to my deepest inquisitions
You could be the one I'll always love

I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before

First there was the one who challenged
All my dreams and all my balance
She could never be as good as you

You could be my unintended
Choice to live my life extended
You should be the one I'll always love

I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before

I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before

Before you

DAN ENGKAU BERTANYA TENTANG SENYUMKU

………..

Sahabatku yang terkasih,

Sering engkau berseloroh bahwa aku tidur pun tersenyum, karena engkau hampir tak menemukan saat di mana wajahku ditinggalkan oleh senyum.

Mendengar itu, bagaimana mungkin aku tak tersenyum?

Jauh sebelum engkau mengenalku, aku telah meminta agar aku ditugaskan untuk melayani kebutuhanmu untuk menjadi pribadi yang bebas, yang ringan, yang ceria, dan yang bersemangat menyambut kemungkinan-kemungkinan baikmu di masa depan.

Karena kesadaranku untuk selalu siap dengan jawaban saat engkau bertanya, aku mempelajari semua yang dapat menjadi jawaban.

Dan karena keharusan dari tugasku untuk mencarikan dan menunjukkan jalan keluar – saat engkau gelisah dengan keadaan di mana engkau berada, aku merambah semua jalan dan keadaan dengan badan dan imajinasiku, agar aku dapat menunjukkan arah dari perjalanan yang akan mengeluarkan dan memindahkanmu.

Tetapi ini yang harus kau ketahui, bahwa

Aku hanya menunjukkan arah dari perjalanmu, tetapi engkau lah yang harus menjalaninya.

Aku yang mencarikan, tetapi bukan aku yang menemukan.

Karena, engkau menemukan atau tidak - adalah hasil dari penggembiraan hati Tuhan yang menjadi tugasmu.

Sekarang,

Ini yang dapat kukatakan untuk pertanyaanmu, mengapa aku selalu tersenyum kepadamu.

Aku tersenyum,
karena aku melihat dirimu dari tempat yang memungkinkan ku melihat kenaikan derajatmu jika engkau percaya.

Aku tersenyum,
karena aku melihat kebaikan dalam dirimu yang sedang kau biarkan kalah di bawah kepentinganmu yang tidak penting.

Aku tersenyum,
karena aku melihat bagaimana engkau tersiksa karena kekesalan mu terhadap dirimu sendiri yang sering berlaku palsu.

Lebar senyumku,
karena mendengar mu berjanji tidak akan berlaku sombong, tetapi mengatakannya dengan kalimat-kalimat seseorang yang angkuh.

Lucu senyumku,
karena mendengar kesediaanmu untuk memaafkan orang lain, dengan kesungguhan untuk memastikan bahwa mereka tahu bahwa hanya engkau yang benar.

Haru senyumku,
karena melihat upayamu untuk mendapatkan kasih sayang, dengan cara-cara yang mengusir kasih sayang.

Dan semua kesabaran dalam senyumku itu ada,
karena aku sedang menanti saat di mana engkau berlaku tegas untuk menjadi pribadi yang baru.

Dan hatimu berkata lirih,

Aku, sebagai pribadi yang baru?

Ya …,
aku mendengar keraguanmu itu …

Engkau dan aku tahu bahwa pribadi yang baru itu tidak akan pernah bebas untuk menjadi betul-betul baru, karena akan selalu ada sisa-sisa dari kenyamanan mu dalam cara-cara yang lama itu yang mencoba memasuki ruang-ruang indah dari pembaruan dirimu.

Tetapi ini yang harus kau mengerti,
bahwa

Pribadi apapun yang mengupayakan perbaikan,
adalah sudah baru.

Siapapun yang menginginkan dirinya menjadi baik,
sudah menjadi orang baik.

Kebaruan mu bukan datang karena engkau telah meninggalkan semua diri lama mu.

Kebaruanmu dimulai dari niatmu untuk menjadi pribadi baru.

dan

Kesungguhanmu dinilai dari yang betul-betul engkau lakukan.

Aku tersenyum, karena aku yakin engkau akan sampai pada akal-sehatmu. Engkau tak akan mampu berlama-lama berbaring dan mengeluh dalam kelemahan, tanpa akhirnya mengerti bahwa engkau berperan sangat besar dalam pelemahanmu sendiri.

Bukankah engkau juga bisa sombong? Bukankah itu berarti engkau mampu merasa lebih berkualitas daripada orang lain?

Tetapi mengapakah mereka yang kau sombongi itu, banyak yang lebih sejahtera dan damai hidupnya?

Adikku terkasih,

Aku tersenyum karena memang engkau sebetulnya pribadi yang sangat berkualitas, tetapi yang sedang menelantarkan kualitasnya.

Ingatlah, bukan tidak cukup baiknya kualitasmu, tetapi tidak cukupnya penggunaan dari kualitasmu, yang telah melemahkan kehidupanmu.

Aku tersenyum, karena aku tahu engkau akan sampai pada titik pengertian pengindah kehidupanmu.

Hanya, ini yang ingin aku ingatkan;

Berapa banyakkah waktu yang akan kau boroskan lagi dalam pelemahan dirimu,

sebelum engkau bangkit dengan greget rahang yang tegas untuk berdiri tegak, untuk menyiramkan minyak ke matahari di balik matamu, dan untuk menyulut guntur di dalam kerongkonganmu?

Adikku yang dititipkan oleh ibumu kepada ibuku,

Aku tersenyum, karena aku tahu engkau akan membanggakan Tuhan dengan ketegasan untuk melakukan sebanyak mungkin yang bisa kau lakukan, dan menyerahkan sesedikit mungkin yang tak bisa kau lakukan - kepada Tuhan.

Sekarang, janganlah hanya menunggu.
Menunggulah sebagai pribadi yang peka hatinya, yang aktif pikirannya, yang santun cara-caranya, dan yang bertenaga kehadirannya.

Sekarang,

Tersenyumlah engkau bersamaku.